Pergi itu melelahkan, entah pergi untuk mencari atau meninggalkan.
Sebab keduanya sama-sama akan memakan kesabaran hati dan memberikan gemuruh pada rasa.
Mulai dari pertemanan, lingkungan, atau soal rasa pada seseorang.
Dan setiap kita pasti akan pergi, pada pilihan pertama atau kedua.
Benarlah bahwa perjalanan itu bagian dari hal yang menyakitkan dan melelahkan, sebab raga pasti akan capek, sementara hati dan pikiran akan saling bertabrakan.
Dan terkadang saat ragamu duduk menunggu pemberhentian selanjutnya, akan datang memori-memori yang telah ditutup rapat tapi ia hadir tanpa kamu mau. Seakan masih ada yang harus kamu selesaikan.
Tapi akan lebih melelahkan, jika perjalanan hidupmu itu bersama seseorang yang tidak setujuan denganmu. Bukankah minyak dan air tidak akan pernah bisa bersatu?
Tidak mengapa kamu gagal dan jatuh pada fase pencarian dan meninggalkan, tidak ada yang salah jika harus mengatakan tidak pada seseorang yang tidak sejalan denganmu, tidak ada kerugian juga jika harus pergi meninggalkan lingkungan yang sama sekali tidak membuatkan baik. Bahkan, tidaklah kamu menjadi sendiri saat menjauh dari pertemanan yang justru membawamu pada gelapnya dunia.
Masing-masing dari kita memiliki perjalanannya masing-masing, memiliki kriteria masing-masing dalam mencari teman perjalanan. Tapi ada hal yang jangan sampai kamu lupakan, utamakan kriteriamu itu untuk mencari dan mendekatkan pada Allah dan keberlahan. Bukankah setiap perjalanan itu akan ada keberkahan jika yang dicari adalah kebaikan?
Sampai mana perjalananmu saat ini?
@jndmmsyhd
Komentar
Posting Komentar