Lebih Mengenal Analisis Kimia
Ada pribahasa tak kenal maka tak sayang, mulai sekarang yok kita apresiasikan pribahasa tersebut untuk lebih menyukai
kimia. Topik kimia kali ini yang akan dibahas adalah kimia analisis.
Dimulai dengan mencari tahu apa itu kimia analisisdan dua area yang
dipelajari dalam kimia analisis.
Apa itu Kimia Analisis?
Kimia Analisis adalah cabang ilmu kimia dimana didalamnya dipelajari pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi.struktur, dan fungsi kimiawinya. Ada 2 metode dalam kimia analisis yaitu :
Kimia Analisis adalah cabang ilmu kimia dimana didalamnya dipelajari pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi.struktur, dan fungsi kimiawinya. Ada 2 metode dalam kimia analisis yaitu :
1. Metode klasik (Classical Analytical Methods). Metode klasik yang paling banyak digunaka atau populer seperti titrasi dan volumetri.
2. Metode Modern
(Instrumental Methods) didominasi oleh instrumen-instrumen canggih,
akar dari kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia
analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang masih
dipakai hingga sekarang.
Berdasarkan
metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi,
spektrometri massa, kromatografi, elektroforesis, kristalografi,
mikroskopi dan elektrokimia
Apa Saja Area yang di Pelajari dalam Kimia Analisis?
Dalam Analisis Kimia ada dua area yang dipelajari, atau kimia analisis itu sendiiri dibagi dalam dua jenis yaitu :
1. Analisis Kualitatif
Analisis kulitatif membahas identifikasi
zat-zat atau kelarutan identifikasi untuk memastikan senyawa-senyawa
dalam sampel. Urusannya adalah unsure atau senyawa apa yang terdapat
dalam suatu sampel (contoh).
Dalam
analisis ini jika diibaratkan dalam kehidupan sehari-hari jika kita
ingin berkenalan dengan seseorang misalnya saja dengan orang yang
bersuku padang. Untuk memastikan bahwa orang yang akan anda ajak
berkenalan itu orang padang tanpa menanyakannya lansung, misalnya saja
dengan memancingnya menggunakan beberapa makanan tradisional dimana
didalamnya terdapat makanan khas padang. Dengan cara yang tidak langsung
itulah anda dapat menentukan bahwa orang itu orang padang atau
bukan.sama halnya dengan mengidentifikasi suatu sampel yang kita
reaksikan dengan beberapa pereaksi yang dapat menunjukan ciri khas dari
salah satu zat yang terdapat dalam sampel tersebut kita dapat menentukan
zat yang terkandung didalamnya.
Ada beberapa jenis analisis yang terdapat pada anilisis kualitatif, diantaranya :
1. Analisis Mikro
-kuantitas zat 0,5 g – 1,9 g
-volume yang dipakai sekitar 20 ml
2. Anlisis Semi Makro
-kualitas zat sekitar 0,05 g
-volume yang dipakai sekitar 1 ml
3. Analisis Mikro
-Kuantitas zat < 0,01 g
_volume yang dipakai < 1 ml
analisis yang paling banyak digunakan adalah
analisis Semi Mikro karena pada analisis ini paling efektif, mempunyai
keuntungan : penggunaan zat yg sedang sehingga mempermudah pembacaan
jika terjadi reaksi, kecepatan anlisis tinggi, ketajaman pemisaham yang
meningkat, penghematan peralatan.
Langkah_langkah Analisis kimia Kualitatif :
1). Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas.
2). Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah
selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data primer dapat
dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dan lain-lain. Sedangkan penyajian
data sekunder dapat dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
3). Conclusion / Verification (Penarikan Kesimpulan / Verifikasi)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti akan menjadi jelas.
2. Analisis Kuantitatif
Analisi kuantitatif sama
dengan jumlah, -deals with the quantity (amount) of material, berurusan
dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel .
Zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai kontituen yang
diinginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau sebagian
besar dari contoh yang dianalisis. Jika analisis itu merupakan
lebih dari sekitar 1% dari sample, maka analisis itu dianggap sebagai
konstituen utama (major0. dianggap sebagai konstituen kecil (minor),
jika banyaknya antara 0,01-1% dari sample. Akhirnya, suatu zat yang
hadirnya kurang dari 0,01% dianggap sebagai konstituen runutan (trace).
Pengelompokan analisis kuantitatif lain
dapat didasarkan pada ukuran contoh yang tersedia untuk analisis.
Subdivisi itu tidak tajam benar, melainkan tumpang tindih secara tak
terasa, dan kasarnya adalah sebagai berikut: bila tersedia sampel
(contoh) seberat lebih dari 0,1 g, analisis itu disebut makro; analisis
semi mikro dilakukan terhadap sample yang beratnya antara 10-100 mg;
analisis mikro dilakukan terhadap sample yang beratnya 1-10 mg; dan
analisis ultramikro melibatkan sampel pada orde 1 mikrogram (1 mg = 10-6 g).
Umumnya metode modern untuk menentukan
konsentrasi suatu senyawa tertentu secara kuantitatif dilakukan dengan
cara kalorimetri atau spektrofotometri. Berbagai metode umumnya yang
telah dikenal seperti pengukuran gula reduksi dengan metode
Nelson-Somogy atau DNS (Dinitro salisilat asam) dan pengukuran protein
dengan metode Biuret, Coomassie Blue, Follin-Ciocalteu dan lowry.
Pemilihan metode tergantung pada pereaksi
yang tersedia, macam sample dan sensitifitas yang diinginkan. Hal yang
perlu diperhatikan adalah metode yang dipilih harus cepat, mudah
digunakan dan dapat untuk analisis sample pada waktu yang sama.
Metode Biouret pada
analisa protein didasarkan pada kenyataan bahwa senyawa yang berisi dua
atau lebih ikatan peptida akan memberikan warna biru ungu yang
karakteristik bila direaksikan dengan larutan kupri sulfat dalam alkali.
Metode ini cukup baik untuk penentuan protein secara kuantitatif tapi
memerlukan jumlah protein yang relatif besar dalam kisaran 1-20 mg.
Sedangkan metode Coomassie Blue
digunakan secara luas untuk penentuan protein secara kuantitatif dengan
menggunakan pereaksi Coomassie Blue. Analisisnya sangat cepat, tepat,
mudah digunakan dan bebas dari bahan kimia lainnya. Metode Coomassie
Blue dapat digunakan untuk analisis berbagai sampel protein dan
mempunyai kisaran sensitifitas 10-20 mg protein.
Pada metode ini selanjutnya dilakukan
pembuatan kurva standar atau kurva kalibrasi dari dari dua metode
analisis protein tersebut. Konsentrasi sampel dengan mudah diperoleh
berdasarkan kurva standar dan kurva stadar tersebut harus dibuat pada
setiap kali melakukan analisis, yaitu bersamaan dengan analisis sampel.
Waktu analisis yang berbeda akan menghasilkan pembacaan absorbansi yang
berbeda sehingga kurva standar yang diperoleh juga akan berbeda.
Dalam analisis kimia, dari hasil
yang diperoleh sering kali dihadapkan kepada masalah yang menyangkut
limit deteksi, terutama bila konsentrasi suatu senyawa dalam sampel
terlalu kecil dan untuk meyakinkan bahwa data pengukuran sampel yang
diperoleh berbeda dengan data pengukuran blanko maka perlu ditentukan
besar limit deteksi.
Limit deteksi
adalah konsentrasi terendah yang dapat ditentukan berbeda sangat nyata
secara statistik dari pengukuran blanko. Limit deteksi dihitung dari
data pengukuran yang diperoleh pada kurva standar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar