taushiah
ILMU DAN KEYAKINAN KEPADA ALLAH SWT
oleh Yusuf Mansur Network pada 15 April 2011 jam 21:48
Siapa
kira si-Heryawan dapat meraih kesuksesannya perlahan demi perlahan.
MEnghadapi ujian dengan sabar-sesabarnya. Hingga pada satu titik dimana
orang disekitarnya yang begitu memperhatikannya mengatakan, “nih
Heryawan dah harus dibantu.” Tapi lantaran ilmunya yang melebihi
teman-temannya ia berpendapat bahwa meminta sepantasnya hanya Allah SWT.
Yang Maha Pemberi Rizki sang Maha Pemberi unuk hambanya yang meminta
hanya kepada-Nya. Gawatnya, kalau teman-teman sekitarnya dah bilang
harus ditolong nih manusia yang namanya Heryawan, tetapi yang bikin
gemes si Heryawan masih aja suka infaq. Dia patokin minimal sehari 2000
untuk infaq. “Gile bener nih orang, untuk makan aja Cuma kuat untuk
satu hari, masih aja infaq,” kata Joni pas di warung kopi saat kongkow.
Tahajud, Subuh berjamaah di
shof terdepan, Dhuha 4 rakaat, Zuhur berjamaah di shof terdepan, Ashar
berjamaah juga sampai Isya gak pernah ditinggalin. Terus heryawan
patokin waktu infaq terbaik adalah setelah Dhuha, kalau lagi dirumah
dia jalan kaki muterin komplek nyari tukang minta-minta untuk
diberikan jatah infaq setiap harinya 2000,-. Memang semenjak di pecat 3
bulan lalu si Heryawan sabar banget menunggu panggilan kerja. Kalau
teman-teman lainnya pada demo minta pesangon sama bosnya yang entah
dah lari kemana, si Heryawan mah malah tambah cinta sama Allah SWT.
“Cuma Allah saja tempat meminta”, katanya pas diajak demo sama
teman-temannya. “iiiiih sebel gak sih loh sama nih orang,” si Slamet
ngedumel sambil bergabung sama teman-temannya untuk Demo.
Sementara
teman-temannya menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk mendemo
uang pesangon. Dan gak ada habisnya tuh urusan. Si Heryawan terus
istiqomah, walaupun keadannya mengenaskan tetap saja dia kekeh Cuma
Allah saja tempat meminta.
Di
hari ke-90 dia istiqomah sama komitmennya. Ternyata sudah sebulan ada
orang di balik mobil sedan mewah hitam melihat gerak-gerik si
Heryawan. Orang di balik mobil itu gak habis piker ada pemuda yang
bisa kayak begitu. Suatu hari di hari ke-30, orang dibalik mobil itu
membuat scenario untuk menguji nih pemuda. Tanpa di duga Heryawan di
berikan tas sama lelaki berkacamata hitam baju hitam, celana hitam,
sepatu hitam, kulit hitam, syukur giginya gak hitam kata Heryawan
dalam hatinya. “Nih untuk keperluan kamu sehari-hari”, kata orang
serba hitam yang kemudian hilang di ujung jalan.
“Apaan nih tas isinya, kok tuh
orang kasih tas gitu aja ya. Jangan-jangan Ular kobra lagi eh salah
NArkoba”, kata Heryawan. KArena penasaran dia langsung buka tuh Tas.
Dan MasyaAllah tuh tas tahu gak apa isinya. Merah semua, bro. ya Merah
Semua Sist. UAng gepokan seratusan ribuan semuanya. Bisa kebayang kan
berapa isinya. Uang gepokan, seratusan ribu, di tas hitam isi 50
liter. Hatinya langsung dag-dig dug si Heryawan. Innalillahi Wa
innalillahi Rojiun. Apa ini rezeki aye ya. Ah masa sih. Aye gak kerja
kok tapi dapet uang sebanyak ini. Kebayang juga di benak Heryawan
apakah karena aye rajin infaq ya. Gak-gak ini bukan han aye, katanya.
Ini pasti cobaan dari Allah SWT.
Dalam hatinya bergulat dengan
nafsunya. Lantaran ilmunya mumpuni nih Heryawan akhirnya memutuskan
untuk menginfaqkan tuh uang ke Masjid yang lagi dibangun.
Alhamdulillah lega, HEryawan bersyukur tak di beratkan dengan urusan
uang yang banyak tadi.
Tanpa disadari si Heryawan di
ikuti orang didalam mobil sedan mewah yang member Tas tadi. Matanya
berbinar tambah terang menerangi wajahnya. Dan reflek bibirnya berucap
kepada ayahnya yang diajak untuk menyaksikan scenario putrinya itu.
Bibirnya benar-benar tergerak meminta, “Abi, ana mau menikah dengan
pemuda itu,” air mata mengalir sebentar kemudian.
TAk lama si Heryawan telah
memimpin Lima perusahaan jual beli dinar emas di 5 negara. Bersama
istrinya yang cantik dan sholeh. Dan tak ada yang berubah dari
Heryawan karena saban selasai Dhuha yang kini bertambah menjadi 12
rakaat ia berjalan kaki mencari tempat untuk infaq. Dan tak
tanggung-tanggung ia berkomitmen berinfaq 1 juta per Harinya.
Subhanallah. LAntaran ilmu si Heryawan menjadi begitu komitmen. Tak
pernah meminta bagaimanapun kondisinya kecuali minta sama Sang Maha
Pemberi Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar