Gas alam (Natural gas) tersusun oleh komponen utama gas metana (CH4).
Selain gas metana terkadang pada gas alam juga ditemui gas etana,
propana, butana, karbonmonoksida, nitrogen, helium, dan hidrogen sulfida
dalam jumlah kecil. Bahan bakar gas alam memiliki beberapa kelebihan
jika dibanding jenis bahan bakar padat dan cair, yaitu :
-
Tersedia dalam jumlah yang sangat besar di dalam perut bumi.
-
Transportasi gas alam lebih mudah karena bisa melalui pipa-pipa gas bawah tanah.
-
Menghasilkan pembakaran yang bersih, tidak menghasilkan hasil pembakaran yang membahayakan bagi lingkungan, tidak menghasilkan abu.
-
Dapat digunakan pada ruang bakar yang sederhana.
-
Harga bahan bakar gas lebih murah dibanding bahan bakar cair.
Pada contoh
analisis proses pembakaran bahan bakar gas ini akan digunakan gas alam
lapangan Ohio Amerika Serikat yang memiliki komposisi sebagai berikut (%
volume) :
Hidrogen H2 = 1,82
Metana CH4 = 93,33
Etilena C2H4 = 0,25
Karbonmonoksida CO = 0,45
Karbondioksida CO2 = 0,22
Nitrogen N2 = 3,40
Oksigen O2 = 0,35
Hidrogen sulfida H2S = 0,18
Sifat-sifat
penting yang akan kita hitung pada analisis ini adalah nilai kalor
bahan bakar, jumlah kebutuhan udara untuk pembakaran, jumlah gas asap
hasil pembakaran, komposisi gas asap, dan temperatur nyala api.
Analisis proses pembakaran
Berdasarkan
komposisi gas alam dapat diketahui bahwa di dalam gas alam tersebut
mengandung beberapa komponen yang mudah terbakar yaitu CH4, C2H4, H2, CO, dan H2S.
Reaksi pembakaran pada gas metana adalah
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + 37.705,49 kJ/m3
Dengan prosentase 93,33% volume gas metana, maka kalor yang dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas metana adalah
37.705,49 x 0,9333 = 35.190,53 kJ
Reaksi pembakaran pada gas etilena adalah
C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O + 59.948,74 kJ/m3
Dengan prosentase 0,25% volume gas etilena, maka kalor yang dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas etilena adalah
59.948,74 x 0,0025 = 149,87 kJ
Reaksi pembakaran pada gas hidrogen adalah
H2 + 0,5 O2 H2O + 12.079,17 kJ/m3
Dengan prosentase 1,82% volume gas hidrogen, maka kalor yang dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas hidrogen adalah
12.079,17 x 0,0182 = 219,84 kJ
Reaksi pembakaran pada gas karbonmonoksida adalah
CO + 0,5 O2 CO2 + 11.945,04 kJ/m3
Dengan prosentase 0,45% volume gas karbonmonoksida, maka kalor yang dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas karbonmonoksida adalah
11.945,04 x 0,0045 = 53,75 kJ
Reaksi pembakaran pada gas H2S adalah
H2S + 1,5 O2 SO2 + H2O + 23.957,14 kJ/m3
Dengan prosentase 0,18% volume gas H2S, maka kalor yang dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas H2S adalah
23.957,14 x 0,0018 = 43,12 kJ
Nilai Kalor total yang dihasilkan dari 1 m3 gas alam adalah
Qh = 35.190,53 + 149,87 + 219,84 + 53,75 + 43,12 = 35.657,11 kJ/m3
Dari reaksi pembakaran metana memperlihatkan bahwa 1 m3 metana membutuhkan 2 m3 oksigen, sehingga 0,9333 m3metana akan membutuhkan :
2 x 0,9333 = 1,87 m3 O2
Dari reaksi pembakaran etilena memperlihatkan bahwa 1 m3 etilena membutuhkan 3 m3 oksigen, sehingga 0,0025 m3 etilena akan membutuhkan :
3 x 0,0025 = 0,0075 m3 O2
Dari reaksi pembakaran hidrogen memperlihatkan bahwa 1 m3 hidrogen membutuhkan 0,5 m3 oksigen, sehingga 0,0182 m3 hidrogen akan membutuhkan :
0,5 x 0,0182 = 0,0091 m3 O2
Dari reaksi pembakaran karbonmonoksida memperlihatkan bahwa 1 m3 karbonmonoksida membutuhkan 0,5 m3 oksigen, sehingga 0,0045 m3 karbonmonoksida akan membutuhkan :
0,5 x 0,0045 = 0,00225 m3 O2
Dari reaksi pembakaran H2S memperlihatkan bahwa 1 m3 H2S membutuhkan 1,5 m3 oksigen, sehingga 0,0018 m3 H2S akan membutuhkan :
1,5 x 0,0018 = 0,0027 m3 O2
Karena di dalam gas alam sudah terdapat kandungan oksigen sebanyak 0,35% volume sehingga kebutuhan total oksigen adalah
1,87 + 0,0075 + 0,0091 + 0,00225 + 0,0027 – 0,0035 = 1,88 m3
Karena udara dimana oksigen berasal mengandung nitrogen dengan perbandingan volume N2 : O2 = 3,762 : 1, maka terdapat nitrogen dengan jumlah teoritis:
1,88 x 3,762 = 7,09 m3
Jumlah udara teoritis yang diperlukan untuk pembakaran adalah
1,88 + 7,09 = 8,97 m3/m3 gas.
Pada reaksi pembakaran, 1 m3 metana menghasilkan 1 m3 CO2 dan 2 m3 H2O sehingga 0,9333 m3 metana akan menghasilkan :
0,9333 m3 CO2
2 x 0,9333 = 1,8666 m3 H2O
Pada reaksi pembakaran, 1 m3 etilena menghasilkan 2 m3 CO2 dan 2 m3 H2O sehingga 0,0025 m3 etilena akan menghasilkan :
2 x 0,0025 = 0,0050 m3 CO2
2 x 0,0025 = 0,0050 m3 H2O
Pada reaksi pembakaran, 1 m3 hidrogen menghasilkan 1 m3 H2O sehingga 0,0182 m3 hidrogen akan menghasilkan :
0,0182 m3 H2O
Pada reaksi pembakaran, 1 m3 karbonmonoksida menghasilkan 1 m3 CO2 sehingga 0,0045 m3 karbonmonoksida akan menghasilkan :
0,0045 m3 CO2
Pada reaksi pembakaran, 1 m3 H2S menghasilkan 1 m3 SO2 dan 1 m3 H2O sehingga 0,0018 m3 H2S akan menghasilkan :
0,0018 m3 SO2
0,0018 m3 H2O
Gas hasil pembakaran total adalah
0,9333 + 0,0050 +0,0045 = 0,9428 m3 CO2
1,8666 + 0,0050 + 0,0182 + 0,0018 = 1,8916 m3 H2O
0,0018 m3 SO2
Karena di dalam gas alam sudah mengandung 0,0022 m3 CO2 dan 0,034 m3 N2, maka hasil pembakaran akan terdiri dari :
0,9428 + 0,0022 = 0,945 m3 CO2
1,8916 m3 H2O
0,0018 m3 SO2
7,09 + 0,034 = 7,12 m3 N2
Sehingga jumlah teoritis total gas hasil pembakaran Vcp = 9,96 m3
Prosentase gas hasil pembakaran adalah :
CO2 = 9,49%
H2O = 18,99%
SO2 = 0,02%
N2 = 71,51%
Kita asumsikan temperatur api adalah 1800°C. Pada temperatur ini kalor spesifik untuk unsur-unsur penyusun gas hasil pembakaran adalah
CO2 = 2,4226 kJ/m3
°C
°C
H2O = 1,9055 kJ/m3
°C
°C
N2 = 1,4705 kJ/m3
°C
°C
Karena prosentase SO2 sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Kontribusi kalor spesifik untuk masing-masing gas ditentukan sebagai berikut :
CO2 = 2,4226 x 9,49% = 0,2298 kJ/m3
°C
°C
H2O = 1,9055 x 18,99% = 0,3618 kJ/m3
°C
°C
N2 = 1,4705 x 71,51% = 1,0515 kJ/m3
°C
°C
Total Ccp = 1,6431 kJ/m3
°C
°C
Temperatur api teoritis dapat dihitung sebagai berikut :
Qh = Vcp x Ccp x tc
35.657,11 x 103 = 9,96 x 1,6431 x 103
x tc
x tc
tc = 2178,827 °C
Analisis
perhitungan temperatur nyala api di atas adalah perhitungan teoritis
dengan mengasumsikan bahwa terjadi pembakaran sempurna. Dalam praktiknya
pembakaran yang terjadi adalah pembakaran tidak sempurna sehingga perlu
jumlah udara yang berlebih dibanding jumlah udara teoritis yang dikenal
dengan istilah excess air. Pada pembakaran tidak sempurna terjadi
rugi-rugi bahan bakar dan kalor serta terjadi penurunan temperatur nyala
api. Untuk meminimalkan rugi-rugi tersebut maka harus menggunakan
excess air. Besar excess air tergantung pada jenis bahan bakar dan jenis
pengapian. Untuk jenis bahan bakar gas alam adalah 3 – 10%. Pada
perhitungan ini diambil excess air sebesar 10% sehingga menjadi :
Untuk excess air 10% = 8,97 x 0,10 = 0,897 m3
Jumlah kebutuhan udara sesungguhnya untuk pembakaran adalah
8,97 + 0,897 = 9,87 m3/m3 gas.
Karena udara dimana oksigen berasal mengandung nitrogen dengan perbandingan volume N2 : O2 = 3,762 : 1, maka terdapat nitrogen dengan jumlah sebenarnya:
9,87 x = 7,09 m3 = 7,799 m3
Hasil pembakaran akan terdiri dari :
0,9428 + 0,0022 = 0,945 m3 CO2
1,8916 m3 H2O
0,0018 m3 SO2
7,799 + 0,034 = 7,833 m3 N2
Sehingga jumlah sebenarnya total gas hasil pembakaran Vcp = 10,671 m3
Prosentase gas hasil pembakaran adalah :
CO2 = 8,86%
H2O = 17,73%
SO2 = 0,02%
N2 = 73,40%
Karena prosentase SO2 sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Kontribusi kalor spesifik untuk masing-masing gas ditentukan sebagai berikut :
CO2 = 2,4226 x 8,86% = 0,2145 kJ/m3
°C
°C
H2O = 1,9055 x 17,73% = 0,3378 kJ/m3
°C
°C
N2 = 1,4705 x 73,40% = 1,0794 kJ/m3
°C
°C
Total Ccp = 1,6317 kJ/m3
°C
°C
Temperatur api sebenarnya dapat dihitung sebagai berikut :
Qh = Vcp x Ccp x tc
35.657,11 x 103 = 10,671 x 1,6317 x 103
x tc
\tc = 2047,81 °C
x tc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar