Natural Gas Processing (Process Overview)
PRINSIP PEMROSESAN GAS ALAM
Penggunaan utama gas alam adalah sebagai
bahan bakar (fuel) dan bahan baku industri petrokimia (feedstock)
semisal dalam industri pupuk. Ada tiga prinsip dalam pemrosesan gas alam
:
1. Purifikasi (pemurnian)2. Separasi (pemisahan)
3. Liquefaction (pencairan)
Komposisi gas alam bervariasi antara
lokasi yang satu dengan lokasi yang lain. Karena itu spesifikasi produk
gas alam biasanya dinyatakan dalam komposisi dan kriteria performansi-nya. Kriteria-kriteria tersebut antara lain : Wobbe Number, Heating Value,
inert total, kandungan air, oksigen, dan sulfur. Wobbe Number dan
Heating Value merupakan kriteria dalam pembakaran, sedangkan kriteria
lain terkait dengan perlindungan perpipaan dari korosi dan plugging.
Istilah purifikasi dan separasi sendiri mengacu pada proses yang terjadi. Jika removal H2S dalam jumlah kecil, maka proses bisa disebut dengan purifikasi. Akan tetapi jika jika H2S
yang hendak dihilangkan ada dalam jumlah besar dan akan dikonversi
menjadi elemental sulfur yang mempunyai nilai jual, maka proses yang
terjadi dikategorikan sebagai separasi. Overview dari material yang ada
dalam natural gas bisa dilihat pada Gambar berikut :
Gambar 1. Material dalam Pemrosesan Gas Alam
PROCESS OVERVIEWBlok diagram pemrosesan gas alam secara umum ditunjukkan pada Gambar berikut :
Gambar 2. Skema pemrosesan gas alam
1. Compression
Tekanan memainkan
peranan yang sangat penting dalam industri gas, khususnya dalam
transportasi perpipaan, baik dari field menuju gas plant ataupun dalam
transport sales gas. Stream yang melibatkan proses kompresi antara lain :
1.Gas
dari Inlet Receiving. Untuk memaksimalkan recovery liquid maka gas
harus bertekanan antara 850 – 1.000 psi (60 – 70 bar) ketika memasuki
bagian hydrocarbon recovery. Tetapi gas cukup bertekanan 600 – 650 psi
jika hanya propane dan komponen lebih berat yang akan direcovery
2.Gas dari Vapor Recovery. Pada umumnya merupakan gas bertekanan rendah yang akan dikompresi untuk proses hydrocarbon recovery
3.Gas
keluar dari bagian Hydrocarbon Recovery dan menuju pipeline. Untuk gas
plant yang memproses gas dengan flow yang lebih besar dari 5 MMscfd,
biasanya digunakan turboexpander untuk pendinginan gas. Outlet kompresi
tambahan biasanya juga diperlukan agar gas memenuhi spesifikasi tekanan
pada perpipaan
Pengeluaran terbesar
dalam pendirian gas plant baru adalah unit kompresi ini. Setidaknya
50-60 % Total Installed Cost dihabiskan untuk unit ini. Selain itu,
ongkos maintenance terbesar juga dihabiskan untuk kompresor.
Secara umum, kompresor dikategorikan menjadi dua jenis yaitu positive displacement dan dynamic compressor.
Perbedaan mendasar dari dua jenis kompresor ini adalah positive
displacement copressor merupakan volume displacement device yang
meningkatkan tekanan dengan jalan menurunkan volume. Sedangkan dynamic
compressor merupakan pressure/pum head device yang performansinya
tergantung pada aliran dan kebutuhan tekanan pada sisi outlet. Dynamic
compressor merubah kecepatan gas (energi kinetik) menjadi tekanan.
Pembagian kompresor secara detail bisa dilihat pada skema berikut :
Gambar 3. Pembagian Kompresor
Sedangkan termodinamika kompresor bisa dilihat secara detail pada buku-buku Thermodinamika.
2. Gas Treating
Unit gas treating merupakan unit reduksi ‘acid gas‘ karbon dioksida (CO2) dan hidrogen silfida (H2S)
agar memenuhi spesifikasi proses dan menghindari permasalahan korosi
dan plugging. Nilai spesifikasi gas asam ini bisa dilihat pada catatan saya sebelumnya.
Hidrogen sulfida sangat
beracun, dengan adanya air maka akan membetuk asam lemah dan korosif.
Nilai Threshold Limit Value (TLV) gas ini adalah 10 ppmv. Pada
konsentrasi yang lebih besar dari 1.000 ppmv akan menyebabkan kematian
dalam hitungan menit. Ketika konsentrasi H2S di atas level ppmv, maka senyawa sulfur yang lain akan muncul seperi karbon disulfida (CS2), mercaptan (RSH), dan sulfida (RSR).
Karbon dioksida bersifat non-flammable dan dalam jumlah yang besar sangat tidak diharapkan dalam fuel. Seperti halnya H2S, dengan adanya air maka karbon dioksida akan membentuk asam lemah dan bersifat korosif.
Proses reduksi gas asam yang biasa digunakan pada umumnya diklasifikasikan menjadi :
v Solvent absorption (Chemical, Physical, dan Hybric)
v Solid absorption (molecular sieve, iron sponge, dan zinc oxide)
v Membrane (cellulose acetate, polyamide, dan polysulfone)
v Direct concersion
v Cryogenic Fractionation
Pemilihan proses yang digunakan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.Jenis dan konsentrasi impuritis dan komposisi hidrokarbon pada sour gas. Misalnya COS, CS2,
dan mercaptan dapat mempengaruhi desain fasilitas gas dan liquid
treating. Pemilihan penggunaan physical solvent cenderung menyebabkan
larutnya hirdrokarbon berat, dan dengan adanya senyawa berat dalam
jumlah yang cukup besar ini menyebabkan kecenderungan pemilihan chemical
solvent.
2.Temperatur
dan tekanan sour gas. Gas asam dengan tekanan parsial tinggi (50
psi/3,4 bar) disarankan untuk menggunakan psysical solvent, sedangkan
untuk tekanan parsial yang rendah disarankan penggunaan amina.
3.Spesifikasi outlet gas
4.Volume gas yang akan diproses
5.Spesifikasi gas residue, acid gas, dan liquid product
6.Selectivity acid gas removal
7.Faktor biaya kapital dan operasi
8.Kebijakan/standar lingkungan, yang meliputi peraturan mengenai polusi udara dan bahan kimia berbahaya
3. Gas Dehydration
Dehydration sangat penting dalam tiga aspek :
1.Gas
Gathering. Air harus dihilangkan untuk mengurangi korosi perpipaan dan
mengurangi penyumbatan pipa (line blockage) karena pembentukan hidrat.
Dew point air haruslah lebih rendah daripada temperatur perpipaan
terendah untuk mencegah terbentuknya air.
2.Product
dehydration. Baik produk gas dan liquid memiliki spesifikasi kandungan
air (water content) tersendiri. Sales gas dari plant biasanya dalam
kondisi kering jika digunakan cryogenic hydrocarbon liquid recovery.
Kebanyakan dari spesifikasi produk mensyaratkan free water content (Engineering Data Book, 2004a). Dengan demikian, kandungan air maksimum dalam sales gas adalah 4 – 7 lb/MMscf (60 – 110 mg/Sm3). Untuk liquid, kandungan air adalah 10 – 20 ppmv
3.Hydrocarbon recovery. Kebanyakan plant gas alam menggunakan proses cryogenic untuk recovery fraksi C2+
dari inlet gas. Jika gas asam dihilangkan dengan menggunakan proses
penggunaan amina, maka gas yang keluar akan meninggalkan air dalam
kondisi saturated (jenuh). Untuk mencegah terbentuknya hidrat dalam unit
cryogenic ini, maka konsentrasi air hendaknya kurang dari 0,1 ppmv.
Kandungan air pada umumnya dinyatakan dalam beberapa cara :
v Massa air per volume gas, lb/MMscf (mg/Sm3)
v Temperatur dew point, oF (oC)
v Konsentrasi, parts per million by volume (ppmv)
v Konsentrasi, parts per million by mass (ppmv)
Untuk konversi satuan dalam industri gas, bisa dilihat di sini. Sedangkan konversi satuan konsentrasi bisa dilihat di sini.
Proses gas dehydration yang umum dipakai dalam industri gas adalah absorpsi, adsorpsi, dessicant, dan membran
Dalam proses absorpsi,
pada umumnya digunakan absorbent ethylene glycol (EG), diethylene glycol
(DEG), triethylene glycol (TEG), tetraethylene glycol (TREG), dan
propylene glycol.
Sedangkan tiga tipe komersial adsorbent yang biasa digunakan adalah silica gel yang dibuat dari SiO2, activated alumina (dari Al2O3), dan molecular sieve terbuat dari aluminosilicate
4. Hydrocarbon Recovery
Salah satu stnadar
dalam pipeline specification gas alam adalah kandungan siulfur dan air
serta higher heating value yang harus berkisar antara 950 – 1.150
Btu/scf (35.400 – 42.800 kJ/Sm3).
Gas yang telah di-treating biasanya masih mengandung konsentrasi inert (N2, CO2) yang tinggi, selain itu heating value juga tinggi karena adanya fraksi C2+. Hyrocarbon recovery section ini diperlukan untuk menurunkan kandungan fraksi C2+
dan mengontrol dew point. Kontrol dew point juga diperlukan karena
dikhawatirkan terjadi kondensasi proses karena temperatur atau pressure
drop. Hal ini karena campuran gas alam mengandung hidrokarbon berat yang
menunjukkan karakteristik yang disebut retrogade condensation yang
ditunjukkan oleh diagram P-T berikut :
Gambar 4. Diagram P-T Retrogade Condensation
Envelope
merupakan garis buble point-dew point campuran. Pada berbagai kondisi
temperatur dan tekanan di luar envelope, campuran dalam kondisi 1 fase.
Pada berbagai temperatur dan tekanan di dalam envelope maka campuran
terdapat dalam 2 fase. Tiga point penting pada envelope adalah :
v Cricondentherm, yaitu temperatur maksimum dimana dua fase terbentuk
v Cricondenbar, tekanan maksimum dimana dua fase terbentuk
v Critical point, temperatur dan tekanan dimana fase vapor dan liquid memiliki konsentrasi yang sama.
Proses dalam hydrocarbon recovery sangat bervariasi tergantung spesifikasi produk yang diinginkan, volume gas, komposisi inlet dan tekanan proses. Proses yang umum dijumpai dalam hydrocarbon recovery ini antara lain :
1. External Refrigeration : Propane refrigeration
External
refrigeration memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
recovery hydrocarbon, digunakan untuk mendinginkan stream gas untuk
recovery C3+ dan untuk menurunkan temperatur gas pada stage berikutnya.
Siklus refrigerasi terdiri dari 4 tahapan sebagai berikut :
Gambar 5. Siklus refrigerasi
Gambar 6. Contoh propane refrigeration loop
v Kompresi uap jenuh refrigerant (A) ke tekanan di atas tekanan uap pada temperatut ambient (B)
v Kondensasi ke C dengan pertukaran panas fluida pendingin
v Ekspansi (biasanya menggunakan J-T valve) untuk mendinginkan dan refrigerasi ke D
v Pertukaran panas dengan fluida yang akan didinginkan dengan evaporasi refrigerant ke A
2.Turboexpansion
3.Heat Exchanger
4.Fraksinasi
5. Nitrogen Rejection
Tiga metode yang sering dijumpai untuk removal nitrogen yaitu :
1.Cryogenic distillation
2.Adsorption
3.Membrabe separation
Perbandingan ketiga metode tersebut ditunjukkan dalam Tabel berikut :
6. Trace Component Removal
Sejumlah trace komponent dalam konsentrasi yang
cukup tinggi bisa menurunkan kualitas produk dan menimbulkan
permasalahan lingkungan. Komponen –komponen tersebut antara lain :
v Hidrogen
Meski jarang sekali ada dalam konsentrasi yang
besar, hidrogen tetap harus dihilangkan sehingga konsentrasinya menjadi
serendah mungkin
v Oksigen
Konsentrasi maksimum
oksigen yang diperbolehkan adalah 1.0 % volume pada sales gas. Jika
konsentrasi oksigen mencapai level 50 ppmv maka akan menimbulkan
beberapa permasalahan sebagai berikut : menyebabkan korosi perpipaan
dengan adanya air, bila bereaksi dengan amina pada proses gas treating
akan membentuk garam yang stabil, bila bereaksi dengan glikol akan
membentuk senyawa asam yang korosif, berekasi dengan hirokarbon selama
proses high temperature regeneration akan membentuk air, yang akan
mengurangi efektivitas dari proses ini, pada konsentrasi yang rendah,
oksigen bisa dihilangkan dengan nonregenerative scavengers. Untuk
konsentrasi yang lebih tinggi bisa digunakan metode katalitik.
v Radon (NORM)
v Arsenik
v Helium
v Merkuri
v BTEX (benzene, toluene, ethylbenzene, dsan xylene)
7. Liquids Processing
8. Sulfur Recovery
9. Trasportation and Storage
Tidak ada komentar:
Posting Komentar