II. KALOR
Sudah dijelaskan pada bab sebelumnya
apabila dua buah benda yang berbeda temperaturnya saling berkontak termal,
temperatur benda yang lebih panas berkurang sedangkan temperatur benda yang
lebih dingin bertambah. Ada sesuatu yang berpindah dalam kasus ini, apa ?
Kalorik, suatu materi yang tak terlihat, yang mengalir dari benda yang
bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah.
Benyamin Thomson/Count Rumford (1753-1814) dengan
eksperimen-nya, dia mengebor logam, teramati bahwa mata bor menjadi panas dan
didinginkan dengan air (sampai airnya mendidih), tentunya dari teori “kalorik”,
kalorik tersebut lama kelamaan akan habis dan ternyata bila proses tersebut
berlanjut terus kalorik tersebut tidak habis, jadi teori kalorik tidak tepat. Jadi
kalor bukan materi.
kalor
T1 T2 T1>T2
1. KALOR dan
ENERGI TERMAL
Ada suatu perbedaan antara kalor (heat) dan energi dalam
dari suatu bahan. Kalor hanya digunakan bila menjelaskan perpindahan energi
dari satu tempat ke yang lain.
Kalor adalah energi
yang dipindahkan akibat adanya perbedaan temperatur.. Sedangkan energi dalam
(termis) adalah energi karena temperaturnya.
1.1. Satuan
Kalor.
Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur
1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C.
Dalam sistem British, 1
Btu (British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan temperatur 1 lb
air dari 63 F menjadi 64 F.
1
kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu
1
J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu
1
Btu = 1055 J = 252,0 kal
1.2. Kesetaraan
Mekanik dari Kalor.
Dai konsep energi mekanik diperoleh bahwa bila gesekan
terjadi pada sistem mekanis, ada energi mekanis yang hilang. Dan dari
eksperimen diperoleh bahwa energi yang hilang tersebut berubah menjadi energi
termal.
Dari eksperimen yang dilakukan oleh Joule (aktif penelitian
pada tahun 1837-1847) diperoleh
kesetaraan mekanis dari kalor :
1
kal = 4,186 joule
3. KAPASITAS
KALOR dan KALOR JENIS
Kapasitas kalor (C) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari suatu
sampel bahan sebesar 1 Co.
DQ = C DT
Kapasitas panas dari beberapa benda sebanding dengan
massanya, maka lebih mudah bila didefinisikan kalor jenis, c :
Kalor jenis, c : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur
dari 1 gr massa bahan sebesar 1 Co.
DQ = m c DT
T2
Bila
harga c tidak konstan : Q = ò
m c dT
T1
Catatan : untuk gas kalor jenis biasanya dinyatakan untuk
satu mol bahan, dsb kalor jenis molar,
DQ = n c DT
Kalor jenis beberapa bahan pada 25 C.
Bahan
|
c
(kal/gr. Co)
|
Bahan
|
c
(kal/gr. Co)
|
Aluminium
|
0,215
|
Kuningan
|
0,092
|
Tembaga
|
0,0924
|
Kayu
|
0,41
|
Emas
|
0,0308
|
Glas
|
0,200
|
Besi
|
0,107
|
Es (-5
C)
|
0,50
|
Timbal
|
0,0305
|
Alkohol
|
0,58
|
Perak
|
0,056
|
Air
Raksa
|
0,033
|
Silikon
|
0,056
|
Air (15
C)
|
1,00
|
3. KALOR LATEN
Suatu bahan biasanya mengalami perubahan temperatur bila
terjadi perpindahan kalor antara bahan dengan lingkungannya. Pada suatu situasi
tertentu, aliran kalor ini tidak merubah temperaturnya. Hal ini terjadi bila
bahan mengalami perubahan fasa. Misalnya padat menjadi cair (mencair), cair
menjadi uap (mendidih) dan perubahan struktur kristal (zat padat). Energi yang
diperlukan disebut kalor transformasi.
Kalor yang diperlukan untuk merubah fasa dari bahan
bermassa m adalah
Q
= m L
dimana L adalah kalor laten.
4. PERPINDAHAN
KALOR
Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan
terjadi aliran kalor dari benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang
bertemperatur lebih rendah, hingga tercapainya kesetimbangan termal.
Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3 mekanisme,
yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi.
4.1. Konduksi
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat
secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana
partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan
energi yang lebih tinggi.
Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar
pada posisi setimbang. Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom
dan elektron bergetar dengan amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya
bertumbukan dengan atom dan elektron disekitarnya dan memindahkan sebagian
energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung logam
yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron bebas.
T2 T1 T1
Aliran
kalor
A
Dx
Bila T2 dan T1 dipertahankan terus
besarnya, maka kesetimbangan termal tidak akan pernah tercapai, dan dalam
keadaan mantap/tunak (stedy state), kalor
yang mengalir persatuan waktu sebanding dengan luas penampang A, sebanding
dengan perbedaan temperatur DT dan berbanding terbalik dengan lebar bidang Dx
DQ/Dt = H µ A DT/Dx
Untuk penampang berupa bidang datar :
T1 T2
L
H
= - k A (T1 - T2 ) / L
k adalah kondutivitas termal.
Konduktivitas termal untuk beberapa bahan :
Bahan
|
k (W/m.Co)
|
Bahan
|
k (W/m.Co)
|
Aluminium
|
238
|
Asbestos
|
0,08
|
Tembaga
|
397
|
Concrete
|
0,8
|
Emas
|
314
|
Gelas
|
0,8
|
Besi
|
79,5
|
Karet
|
0,2
|
Timbal
|
34,7
|
air
|
0,6
|
Perak
|
427
|
kayu
|
0,08
|
|
|
udara
|
0,0234
|
Untuk susunan beberapa bahan dengan ketebalan L1,
L2,, ... dan konduktivitas masing-masing k1, k2,,
... adalah :
H = A (T1 - T2 )
å (L1/k1)
k1
k2
T1 L1 L2 T2
Bagaimana dengan bidang yang berbentuk silinder ?
4.2. Konveksi
Apabila
kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan
perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya dikarenakan perbedaan
kerapatan disebut konveksi alami (natural convection) dan bila didorong, misal
dengan fan atau pompa disebut konveksi paksa (forced convection).
Besarnya
konveksi tergantung pada :
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida
(A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (DT).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :
#
viscositas fluida
#
kecepatan fluida
#
perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
#
kapasitas panas fluida
# rapat
massa fluida
# bentuk
permukaan kontak
Konveksi : H = h x A x DT
4.3. Radiasi
Pada
proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini termuat
dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700 nm - 100 mm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan materi
energi radiasi berubah menjadi energi termal.
Untuk
benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per satuan
luas pada temperatur T kelvin adalah :
E
= es T4.
dimana s : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10-8 W/ m2
K4.
e : emitansi (0 £ e £ 1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar