Selasa, 30 Oktober 2012

Kerjaan Anak Teknik Kimia (a.k.a. Tekkim)

Kerjaan Anak Teknik Kimia (a.k.a. Tekkim)

Siang ini, saya buka-buka file lama (kuliah s1) di harddisk eksternal saya, mencari sesuatu yang bisa dibaca. Ya, beberapa waktu terakhir ini, saya sudah banyak lupa tentang pelajaran/ilmu yang saya dapat di bangku s1. Dan tiba-tiba sedang ingin tobat untuk belajar lagi. :D
Setelah mengobrak-abrik file saya, ternyata saya menemukan banyak ebook (ketawan g pernah dibaca). Saya buka dan baca satu e book berjudul: Elementary Principles of Chemical Processes. Buku yang bagus untuk mengenal prinsip-prinsip dasar teknik kimia, terutama tentang neraca massa dan neraca panas. Ditulis dengan bahasa yang ‘enak’, serta dilengkapi dengan contoh-contoh perhitungan dan studi kasus yang mudah dimengerti.
Tapi bukan neraca massa dan panas yang menarik hati saya, melainkan satu chapter yang berjudul “What Some Chemical Engineers Do for a Living”. Chapter ini sengaja dituliskan di awal (Chapter I) oleh si author untuk memberikan gambaran tentang teknik kimia. Beliau tidak mendefinisikan teknik kimia dengan kata-kata yang strict, tetapi memberikan contoh nyata sebagai gambaran. Which I think is a very good idea!! Nah mau tau apa yang dia tulis?
Berikut adalah sebaran kasar pekerjaan para lulusan teknik kimia dari buku tersebut:
  1. sekitar 45% dari satu kelas dalam jurusan teknik kimia bekerja di pabrik yang besar, meliputi: pabrik kimia, petrokimia, kertas, plastik, tekstil, dan material lainnya.
    Di Indonesia, contohnya: pabrik semen (Holcim), pabrik pupuk (Pusri, Kujang), pabrik kimia (candra asri, dow chemical), pabrik susu (sari husada, nestle), makanan (unilever, orang tua), dan masih banyak lagi. Saya juga memasukkan kategori oil-gas company disini, contohnya: Pertamina, Total, BP, Chevron, dll).
  2. 35% bekerja di lembaga pemerintahan dan konsultan; berhubungan dengan regulasi lingkungan dan kontrol polusi; dan juga bekerja di perusahaan yang tidak berhubungan secara tradisional dengan teknik kimia (seperti: mikroelektronik dan bioteknologi).
    Termasuk dalam kategori ini adalah LIPI, BPPT, BLH, dan departemen-departemen lainnya. Untuk yang mikroelektronik dan bioteknologi… I don’t have any idea. I’ll write down here as soon I get info :D
  3. 10% meneruskan pendidikannya ke jenjang S2 dan bekerja di bidang pengembangan produk dan proses. Ada juga yang meneruskan ke jenjang S3 yang nantinya akan berkecimpung di bidang penelitian atau menjadi dosen di universitas.
    Saya termasuk golongan ini sepertinya :D
  4. 10% lainnya meneruskan jenjang pendidikan tetapi di luar teknik kimia, seperti bisnis, hukum, dll.
  5. Beberapa lulusan bekerja di perusahaan yang memproduksi ‘specialty chemical’, seperti obat, zat warna, kosmetik, dll. Awalnya perusahaan ini hanya memperkerjakan orang kimia, tetapi dengan berjalannya waktu dan tingginya kompetisi, mereka sadar akan kebutuhan sarjana tekim untuk hal-hal seperti: efisiensi proses, transfer panas, kontrol suhu, emisi polusi, dll.
  6. Beberapa lulusan bekerja di perusahaan mikroelektronik, semikonduktor – menyangkut proses reaksi kimia dan proses fisik dalam rangka membuat film via ‘chemical vapor deposition’.
  7. Lulusan dengan konsentrasi di biokimia dan mikrobiologi dapat bekerja di bidang pengembangan produk menggunakan enzim, atau juga berhubungan dengan rekayasa genetika (misal DNA), dll.
  8. Ada juga lulusan yang bekerja di perusahaan polimer; menggembangkan produk membrane untuk kepentingan desalinasi air laut atau juga untuk separasi gas. Selain itu, membrane juga digunakan untuk applikasi yang lebih advance, seperti untuk ginjal buatan (‘menyaring’ darah).
  9. Dan masih banyak lagi.
Tekkim 2004 beraksi dalam Kuliah Kerja di Krakatau Steel
Walaupun sebaran diatas tidak bisa dibilang akurat 100%, saya kira poin-poin tersebut cukup untuk memberi gambaran awal. Untuk masalah presentasinya, karena saya belum ada data, jadi belum bisa dibandingkan. Tetapi mungkin kalau bisa diingat-ingat (mengingat siapa-siapa saja teman saya dan juga dimana tempat mereka bekerja) secara  cepat, mungkin lebih dari 50% menduduki pekerjaan nomer 1. Sedangkan untuk pekerjaan nomer 5-8, contoh-contoh pekerjaan itu sepertinya kurang cocok (tidak berlaku di Indonesia), karena keberadaannya yang masih terbatas (atau saya yg kurang gaul) :D
Dari contoh-contoh diatas, dapat dikatakan bahwa: bidang kerja tekkim pada dasarnya meliputi proses design dan transformasi bahan mental menjadi suatu produk yang diinginkan. Applikasi yang luas mulai dari makanan, obat, bahan kimia sampai dengan BBM.
Jenis aktivitasnya bermacam-macam meliputi penelitian (baik penelitian fundamental/eksploratif dan juga penelitian proses), pengembangan proses, teknik proses, teknik proyek, teknik konstruksi, dan evaluasi ekonomi. Tentu saja semua tidak dikerjakan oleh orang teknik kimia seorang diri, melainkan dengan kolaborasi dengan orang dari bidang-bidang lainnya: sperti teknik mesin, teknik sipil, orang kimia, dan juga orang ekonomi.
Info tambahan, dulu saya banyak mendengar orang yang suka kimia salah jurusan kalau masuk teknik kimia. Menurut saya sih gak salah juga karena kuliah teknik kimia harus punya basic tentang kimia juga. Tapi perlu diingat, matematika dan fisika juga memiliki peran yang penting. Dan tidak perlu khawatir, nanti kalau sudah terjun ke real world, kita pasti akan belajar juga dengan sendirinya :)
Ohya, last sentence, yang (menurut saya) lebih penting dalam proses pendidikan adalah terbentuknya kepribadian yang baik, kemampuan problem solving dan analytical skill yang bagus. Dengan berbekal ini, lulusan teknik kimia saya kira dapat bekerja dan berkarya dengan baik dimana saja mereka berada: baik yang bekerja di pabrik kimia, di bank, di universitas, maupun dirumah :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menikah bukan untuk Bahagia

Menikah bukan untuk Bahagia Lalu untuk apa?? Kita menikah bukan untuk berbahagia. Kita menikah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu w...