Minggu, 28 Oktober 2012

lihat aku

Kulihat secercah harapan yang membuatku termotivasi untuk dapat menggapai mimpiku, angan-anganku
Tak pernah kulihat embun yang menetes sebening embun tadi pagi, kumpulan burung-burung yang mulai menyambut hari pagi, dan tak pernah kulihat cahaya dilangit yang tersembunyi di balik awan yang membuatku seakan bingung (?)
Hingga saat ini aku tak tahu apa cita-citaku, apa tujuan hidupku, dan apa keinginan terbesarku dalam hidup ini
tak tahu pula itu..
Memang, manusia takkan pernah bisa puas dengan apa yang mereka miliki dan ingini dalam hidup ini, tapi aku mempunyai niat untuk mencapai keinginan terbesarku yang bisa dikagumi semua orang terutama orangtuaku hingga hal tersebut akan menjadi hal yang takkan pernah bisa dilupakan, bukan rasa “puas” karena Rasa puas seseorang bisa juga dilupakan, betul?

Aku tak ingin melihat perubahan dunia, tapi aku ingin dunia yang melihat perubahan dalam hidupku
Aku tak ingin menunggu hal yang beruntung menjadi milikku dengan sendirinya, tapi aku ingin mencari hingga kudapatkan hal yang menjadi beruntung itu berguna dalam kehidupanku, karena keberuntungan tidak datang setiap hari, right ya?
Aku tak ingin dipuji oleh orang lain, jika hal yang dipuji itu tidak bermanfaat pula bagi orang lain
Aku tak ingin berbangga atas segala apa yang kupunya, jika semua hal yang kumiliki itu tidak aku syukuri dan tidak dirasakan oleh orang lain juga
Beri aku kesempatan untuk meluaskan wawasan mencari pengalaman
Beri aku kesempatan untuk dapat mengenyam kebanggaan yang kini telah kami miliki
“Jangan menganggap bahwa zaman tidak berubah dan jangan jadikan cara lama sebagai patokan untuk mencapai keberhasilan”
Betapa hati merasa senang bila terpercaya bahwa aku kini telah dewasa.
“Jangan dicurigai, bahwa diri ini tak mampu menghadapi permasalahan”
Inilah diriku yang mempunyai semangat hidup, tujuan hidup.
Kejiwaan ini sudah dapat aku kuasai tanpa ada aturan dari yang lain, Aku hanya butuh dukungan, nasihat, dan petunjuk, bukan bimbingan untuk memanja.
Aku tidak akan lari dari hal yang menjadi tanggung jawab kami karena kami bukan pecundang.
Lihatlah kemajuan yang harus aku buktikan,”Aku” berhak menentukan dan aku berhak mengenyam masa kehidupan seiring pola pikir ini.
Kapan aku bisa hidup ketika dalam hidup ini aku hanya bisa menyusahkan orang lain?
Kapan aku bisa berdiri tegak jika saja jatuhpun aku masih dibantu orang lain?
Kapan aku bisa berbangga hati jika hal yang aku banggakan itu hanya untuk kesombongan?
Kapan aku bisa bermurah hati dan berendah diri jika hanya aku selalu ingin mendapat pujian dari orang lain?
Kapan aku bisa cerdas dan menjadi berguna jika aku hanya mengikuti perubahan zaman? Dan tidak membuat suatu perubahan yang berarti?
Kapan aku bisa dewasa jika aku selalu dimanja?
Dan kapan aku bisa menggapai cita-cita dan harapanku jika aku hanya diam, diam dan hanya menunggu hal-hal yang terjadi kepadaku begitu saja? Apalah arti hidup jika begitu?
Jadikanlah dirimu sebagai manusia yang bisa menjadi bunga dalam tanaman, pahlawan dalam perang, dan menjadi manusia yang dikagumi oleh banyak orang dengan tidak menjadikan dirimu sombong atas segala apa yang kamu raih!
Berpakaian angan, Mengenggam misi hidup, dan Merangkul sebuah kantung tujuan hidup, itu adalah langkah cita-citaku..
Bermodal niat dan semangat menjadikan bekal motivasi dalam mencapai kesuksesan..
Dukungan dan Do’a dari keluarga merupakan tiket awal dari harapan pasti yang kelak akan menjadi kenyataan..
Takdir, memang aturan mutlak dari Tuhan. Tetapi Nasib, Manusia jua’lah yang bisa juga menentukan.
Sungguh sia-sia hidup manusia jika dia hidup dalam belenggu diam, tak ada cita-cita, bahkan gairah hidup pun tak punya, serta jika hanya hidup yang biasa-biasa saja, menjalani hidup tanpa perubahan..is very flat and will not take happy..
Kita boleh sombong, asal kesombongan kita itu menjadikan orang lain untuk memiliki hal yang disombongkan oleh kita tersebut..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menikah bukan untuk Bahagia

Menikah bukan untuk Bahagia Lalu untuk apa?? Kita menikah bukan untuk berbahagia. Kita menikah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu w...