Kamis, 22 November 2012

HIDUP ADALAH PILIHAN

Sebuah Renungan: HIDUP ADALAH PILIHAN


 
Suatu hari nanti….
Aku ingin berhenti dari begadang nonton TV dan main game sampai larut malam. Agar aku tidak terlambat untuk shalat Shubuh seperti yang biasa aku lakukan. Ah… tapi nantilah kapan-kapan saja aku memulainya…

Suatu hari nanti….
Aku ingin berhenti dari mengawali hariku dengan mendengarkan lagu-lagu sampah yang haram. Berhenti dari mendengarkannya dengan earphone ketika berangkat sekolah, bekerja, atau ketika nongkrong. Aku ingin hari-hariku diisi dengan hanya mendengarkan bacaan Al Qur’an yang bisa membuatku menangis, serta pelajaran agama dari para ustadz yang membuat imanku bertambah. Ah… tapi nanti kapan-kapan saja aku memulainya…

Suatu hari nanti…
Aku ingin berhenti nongkrong di pinggir jalan dengan teman-teman yang kerjanya hanya merokok, mengumpat dengan kata-kata kasar, dan menggoda wanita.
Aku ingin datang ke masjid untuk shalat berjamaah, mendengarkan pengajian yang bisa menggetarkan hatiku. Aku ingin berkumpul bersama orang-orang shalih yang dari mulutnya sering keluar dzikrullah. Betapa sejuk sering mendengar subhanallah dan alhamdulillah.
Aku ingin berkumpul bersama mereka, yang bisa menasehati dalam kebaikan dan mengingatkanku untuk menjauhi keburukan. Berkumpul bersama mereka-mereka yang selalu menebar senyum dan berwajah cerah, yang optimis dalam menjalani hidup ini, karena memiliki harapan besar bahwa Allah akan membalas kebaikan bagi hamba-hambaNya yang bertakwa. Ah… tapi nanti kapan-kapan saja aku memulainya…

Suatu hari nanti….
Aku akan berhenti nongkrong dengan cewek-cewek di mall dan bioskop. Berhenti bergaul dengan wanita-wanita yang mengobral murah diri mereka dengan berpakaian minim. Aku akan berusaha menjadi lebih dewasa, menjadi lebih bertanggung jawab terhadap diriku sendiri.
Aku ingin memperbaiki agamaku, ingin rajin shalat dan berpuasa. Aku ingin mulai mengaji, belajar membaca Al Qur’an, belajar tauhid, aqidah, dan fiqh. Lalu aku akan melakukan pekerjaan yang halal, menikah dengan istri yang shalihah, dan insya Allah melahirkan putra-putri yang lucu dan shalih. Dan kami akan menjadi keluarga bahagia yang mengabdikan hidup kami demi dakwah dan beribadah kepada Allah. Ah… tapi nanti kapan-kapan saja aku memulainya…

Suatu hari nanti….
Ketika aku masih ingin berubah menjadi lebih baik… SUDAH TERLAMBAT!! Karena Allah telah mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawaku dengan keras tanpa ampun. Allah telah memberiku umur berjam-jam, berhari-hari, bahkan bertahun-tahun. Namun aku tidak bisa memenuhi shalat 5 waktu dalam sehari! Syaithan telah membuatku malas melakukannya karena games, musik, dan wanita. Ketika malaikat maut datang pun aku masih berpikir, “Aku ingin berubah suatu hari, tapi tidak hari ini”
Aku telah kehabisan waktu. Apakah malaikat maut datang ketika aku sebagai orang yang banyak bermaksiat? Jika ya, celakalah aku!!
Ketahuilah saudaraku, ketika kita mati nanti, akan datang beberapa malaikat. Sikap mereka akan bergantung pada amal kita ketika hidup. Jika seorang hamba bertakwa kepada Allah, berpaham akidah islam yang benar, maka akan datang malaikat dengan wajah putih laksana mentari, yang mencabut ruhnya dengan lembut. Ruh tersebut semerbak harumnya. Lalu ruh tersebut dibawa ke langit dunia, dibukakan pintu langit untuknya, lalu terus dia dibawa naik hingga langit ketujuh.
Lalu Allah memerintahkan untuk mengembalikan ruh tersebut ke jasadnya yang dikubur di dalam tanah. Lalu ia didatangi dua malaikat yang sangat keras hardikannya, keduanya menghardiknya, mendudukannya, lalu menanyakan padanya, “Siapa Rabbmu?” Ia menjawab, “Rabbku adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Ditanya lagi, “Apa agamamu?” “Agamaku Islam”, jawabnya. “Siapakah lelaki yang diutus di tengah kalian?” tanya dua malaikat lagi. “Dia adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,” jawabnya. “Apa amalmu?” pertanyaan berikutnya. “Aku membaca kitabullah, lalu aku beriman dan membenarkannya”, jawabnya. Terdengarlah suara penyeru dari langit yang menyerukan, “Telah benar hamba-Ku. Maka bentangkanlah untuknya permadani dari surga. Pakaikanlah ia pakaian dari surga, dan bukakan untuknya sebuah pintu ke surga!”
Namun jika seorang hamba banyak bermaksiat kepada Allah, tidak meyakini akidah Islam dengan benar, maka akan datang malaikat yang keras, kaku, dan berwajah hitam, yang mencabut ruhnya dengan kasar. Ruh tersebut memiliki bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi. Lalu ruh tersebut dibawa ke langit dunia, namun setibanya di pintu langit dunia, ruh tersebut ditolak masuk.
Allah lalu memerintahkan untuk melemparkan begitu saja ruhnya yang busuk itu ke dalam jasadnya yang dikubur dalam tanah. Lalu ia didatangi dua malaikat yang sangat keras hardikannya. Keduanya menghardiknya, mendudukkannya, dan menanyakan kepadanya, “Siapakah Rabbmu?”. Ia menjawab, “Hah… hah… Aku tidak tahu,” jawabnya. “Siapakah lelaki yang diutus di tengah kalian?” tanya dua malaikat lagi. Kembali ia menjawab, “Hah… hah… aku tidak tahu.” “Telah dusta orang itu. Maka bentangkanlah untuknya hamparan dari neraka dan bukakan untuknya sebuah pintu ke neraka!”
Begitulah saudaraku, hidup ini adalah pilihan. Kita bisa memilih menjadi orang baik maupun buruk. Segera menjadi baik atau terlambat menyesalinya. Segeralah berubah, segeralah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni semua dosa-dosa.
“Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” [Q.S. Al Hadid: 16]. (Ristyandani)

[Disalin dari majalah Tashfiyah edisi 16 vol.02 1433H-2012M hal.62-65)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menikah bukan untuk Bahagia

Menikah bukan untuk Bahagia Lalu untuk apa?? Kita menikah bukan untuk berbahagia. Kita menikah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu w...