Minggu, 04 November 2012

Reaksi Kimia di sekitar kita (1) LPG, Kenali dan Hindari Resikonya

Reaksi Kimia di sekitar kita (1) LPG, Kenali dan Hindari Resikonya

Sedikit tentang LPG
LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah gas propana (C3H8) atau butana (C4H10) dari gas alam yang dicairkan. Di Indonesia, LPG dipasarkan oleh PERTAMINA dengan merek Elpiji.
Dalam website pertamina [1] beberapa info penting dituliskan disitu. Di antaranya;
  • Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand Elpiji, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang dicairkan. ELPIJI lebih berat dari udara dengan berat jenis sekitar 2.01 (dibandingkan dengan udara), tekanan uap Elpiji cair dalam tabung sekitar 5.0 – 6.2 Kg/cm2.

  • Perbandingan komposisi, propana (C3H8) : butana (C4H10) = 30:70

  • Nilai kalori: + 21.000 BTU/lb

  • Zat mercaptan biasanya ditambahkan kepada LPG untuk memberikan bau yang khas, sehingga kebocoran gas dapat dideteksi dengan cepat.

  • Elpiji PERTAMINA dipasarkan dalam kemasan tabung (3 Kg, 6 Kg, 12 Kg, 50 Kg) dan curah.
Reaksi Pembakaran Elpiji
Reaksi pembakaran propana
Jika terbakar sempurna, reaksi pembakaran propana adalah sebagai berikut
C3H8 + 5 O2 → 3 CO2 + 4 H2O + panas
propana + oksigen → karbon dioksida +uap air dan + panas
Menurut wikipedia [2] panas (LHV) yang dihasilkan reaksi tersebut setara dengan sekitar 46 MJ/kg.
Sebagai gambaran, untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 1C dibutuhkan energi sebesar 4,186 J. Jadi untuk menaikkan suhu 1 L air dari suhu ruangan (30C) ke suhu 100C akan dibutuhkan energi sebesar 293 020 J.
Pada tahap ini air baru mencapai suhu 100C dan belum mendidih. Diperlukan energi lagi sebesar 2257 J per gram air yang berubah menjadi uap. Anggaplah kita kehilangan 100 gram air yang menjadi uap saat proses pendidihan, maka akan ada tambahan energi sebesar 225 700 J lagi yang diperlukan.
Artinya untuk mendidihkan air sebanyak 1 L dibutuhkan sekitar 11 gram propana. Tentu saja ini angka ideal karena perhitungan di atas tidak melibatkan panas yang hilang (ke udara atau ke panci pemanas).
Reaksi pembakaran Butana
Jika terbakar sempurna, reaksi pembakaran butana adalah sebagai berikut
2 C4H10 + 13 O2 → 8 CO2 + 10 H2O
butana + oksigen → karbon dioksida +uap air dan + panas
Panas yang dihasilkan oleh reaksi tersebut hampir sama dengan propana yaitu sekitar 46 MJ/kg.
Resiko Kebocoran dan Ledakan LPG
Kebocoran LPG adalah resiko yang harus dihadapi oleh para konsumen LPG dan kebocoran adalah pintu pertama menuju resiko ledakan.
Pada kondisi atmosferik, 1 kg propana memiliki volume sekitar 0.543 m3 [3]. Jika sampai terjadi kebocoran, dengan melihat kondisi reaksi pembakaran, 1 kg elpiji memiliki energi yang setara untuk mendidihkan 90L air.
Ini jumlah energi yang cukup besar untuk paling tidak melukai seorang korban.
Kasus ledakan akan semakin berat resikonya jika terjadi dalam ruangan yang tertutup dan kurang ventilasinya karena mengakibatkan situasi tekanan berlebih (over pressure).
Pertamina telah memberikan indikator bau yang cukup penting dalam LPG. Indikator tersebut berupa mercaptan yang menghasilkan bau khas (sebagian orang menciunya sebagai bau durian) dan bisa menjadi tanda terjadinya kebocoran Elpiji.
Dalam websitenya kementrian ESDM [4] memberikan tips untuk menggunakan LPG secara aman. Saya copy saja apa adanya karena semuanya penting (mudah-udahan tidak terkena TOC Kompasiana)
  • Gunakan peralatan ELPIJI (tabung, kompor, regulator dan selang) sesuai standard (SNI)

  • Kompor dan tabung ELPIJI ditempatkan di tempat yang datar dan di ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik

  • Idealnya ventilasi dapur berada di dinding bagian bawah dan mengarah ke tempat aman mengingat berat jenis ELPIJI lebih berat dari udara maka apabila terjadi kebocoran ELPIJI akan berada di bagian bawah lantai dan pintu dapur harus terbuka

  • Selang harus terpasang erat dengan klem pada regulator maupun kompor

  • Tabung ELPIJI diletakkan menjauh dari kompornya atau sumber api lainnya dan harus diupayakan tidak terpapar panas

  • Pasang regulator pada katup tabung ELPIJI (posisi knob regulator mengarah ke bawah). Pastikan regulator tidak dapat terlepas dari katup tabung ELPIJI

  • Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk

  • Periksa kemungkinan kebocoran gas dari tabung, kompor, selang maupun regulatornya dengan cara membasuh dengan air sabun pada bagian-bagian rawan kebocoran (sambungan regulator dengan valve tabung, sambungan selang ke regulator dan kompor). Apabila terjadi kebocoran akan terjadi gelembung-gelembung udara pada air sabun dan tercium bau khas ELPIJI

  • Rangkaian Kompor ELPIJI siap dan aman untuk digunakan
Tips khusus :
Ruang dapur yang menjadi satu dengan ruang makan atau ruang tidur dan tidak mempunyai ventilasi atau sirkulasi udara yang baik maka harus diperhatikan perihal sebagai berikut :
  1. Pada dini hari setelah bangun tidur dan akan menyalakan listrik dan atau menghidupkan kompor harus diyakinkan tidak ada akumulasi gas dalam ruangan dengan cara membuka pintu dan jendela terlebih dahulu. Bau khas ELPIJI mungkin menjadi tidak akan tercium apabila kita sedang pilek dan penciuman kita akan mengalami imun terhadap bau apabila kita (i) sudah terpapar bau tersebut selama waktu yang cukup lama atau (ii) pada saat ruangan tertutup ditinggal dalam waktu lama, pada saat membuka pintu harus diyakinkan bahwa dalam ruang tersebut tidak terjadi akumulasi ELPIJI akibat kebocoran sebelum menyalakan listrik dan sumber api lain.
2. Jangan mencolok-colok valve tabung apabila ELPIJI tidak keluar dari tabung, tukarkan dengan penjual atau agen terdekat.
3. Jangan menggunakan kompor gas dan kompor minyak tanah secara bersamaan dalam satu ruangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menikah bukan untuk Bahagia

Menikah bukan untuk Bahagia Lalu untuk apa?? Kita menikah bukan untuk berbahagia. Kita menikah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu w...